Pages

Lencana Facebook

Budidaya Kunyit

A. Klasifikasi

Divisio : Spermatophyta
Sub-diviso : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zungiberaceae
Genus : Curcuma
Species : Curcuma domestica Val.

B. Deskripsi

Tanaman kunyit tumbuh bercabang dengan tinggi 40-100 cm. Batang merupakan batang semu, tegak, bulat, membentuk rimpang dengan warna hijau kekuningan dan tersusun dari pelepah daun (agak lunak). Daun tunggal, bentuk bulat telur (lanset) memanjang hingga 10-40 cm, lebar 8-12,5 cm dan pertulangan menyirip dengan warna hijau pucat. Berbunga majemuk yang berambut dan bersisik dari pucuk batang semu, panjang 10-15 cm dengan mahkota sekitar 3 cm dan lebar 1,5 cm, berwarna putih/kekuningan. Ujung dan pangkal daun runcing, tepi daun yang rata. Kulit luar rimpang berwarna jingga kecoklatan, daging buah merah jingga kekuning-kuningan.
Kunyit (Curcuma domestica Val.) merupakan salah satu tanaman obat potensial, selain sebagai bahan baku obat juga dipakai sebagai bumbu dapur dan zat pewarna alami. Berdasarkan hasil survei tahun 2003, kebutuhan rimpang kunyit berdasarkan jumlahnya yang diserap oleh industri obat tradisional di Jawa Timur menduduki peringkat pertama dan di Jawa Tengah termasuk lima besar bersama-sama dengan bahan baku obat lainnya. Rimpangnya sangat bermanfaat sebagai antikoagulan, menurunkan tekanan darah, obat cacing, obat asma, penambah darah, mengobati sakit perut, penyakit hati, karminatif, stimulan, gatal-gatal, gigitan serangga, diare, rematik. Kandungan utama di dalam rimpangnya terdiri dari minyak atsiri, kurkumin, resin, oleoresin, desmetoksikurkumin, dan bidesmetoksikurkumin, damar, gom, lemak, protein, kalsium, fosfor dan besi. Zat warna kuning (kurkumin) dimanfaatkan sebagai pewarna untuk makanan manusia dan ternak. Kandungan kimia minyak atsiri kunyit terdiri dari ar-tumeron, α dan β-tumeron, tumerol, α-atlanton, β-kariofilen, linalol, 1,8 sineol. Teknologi budidaya yang mengikuti anjuran, dengan mengacu kepada penerapan SPO yang tepat, produksi rimpang kunyit segar mencapai 11 ton/ha, dengan kadar kurkumin 8 – 11%.
C. Persyaratan Tumbuh
Tumbuh baik pada tanah jenis latosol, aluvial dan regosol, ketinggian tempat 240 – 1200 m di atas permukaan laut (dpl), dengan curah hujan 2000 – 4000 ml/tahun. Kunyit juga dapat tumbuh di bawah tegakan tanaman keras seperti sengon, jati yang masih muda sekitar umur 3 – 4 tahun, dengan tingkat naungan tidak lebih dari 30%.
D. Bahan Tanaman
Bahan tanaman harus tepat dan jelas nama jenis, varietas dan asal usulnya. Kunyit (Curcuma domestica Val.; turmeric) termasuk tumbuhan berbatang semu, basah yang dibentuk dari pelepah daun. Tinggi tanaman dapat mencapai 1,5 m, berbunga majemuk berwarna putih sampai kuning muda. Berdaun tunggal, berbentuk lanset lebar, ujung dan pangkalnya runcing, tangkainya panjang, tepinya rata, bertulang menyirip, panjangnya 20 – 40 cm, lebar 8 – 12,5 cm, warna hijau pucat. Tanaman menghasilkan rimpang berwarna kuning jingga, kuning jingga kemerahan sampai kuning jingga kecoklatan. Rimpang terdiri dari rimpang induk dan anak rimpang, rimpang induk berbentuk
bulat telur, disebut empu atau kunir lelaki. Anak rimpang letaknya lateral dan bentuknya seperti jari, panjang rimpang 2 – 10 cm, diameter 1 – 2 cm. Selain jenis dan varietas yang jelas, bahan tanaman berasal dari rimpang yang sehat dari tanaman yang sehat berumur 11 – 12 bulan, untuk benih daunnya harus sudah mengering (masuk periode senescens).
Hasil seleksi dan uji daya adaptasi diberbagai lingkungan tumbuh telah diperoleh 10 nomor harapan kunyit dengan potensi produksi masingmasing Cudo 21 (18 – 25 ton/ha), Cudo 38 (18 – 25 ton/ha) dan kadar kurkumin Cudo 21 (8,70 %), Cudo 38 (11 %) dan siap dilepas sebagai varietas unggul.

E. Pembenihan

Untuk benih bisa menggunakan rimpang induk dan anak rimpang. Rimpang induk digunakan seperempat bagian (satu rimpang induk dibelah menjadi empat bagian membujur), sedangkan anak rimpang, dengan ukuran 15 – 20 g/potong. Sebelum ditanam benih ditumbuhkan dahulu sampai mata tunasnya tumbuh dengan tinggi tunas 0,5 - 1 cm, sehingga diperoleh tanaman yang seragam.

F. Budidaya

Penerapan teknologi budidaya yang mengacu kepada SPO yang dimulai dari pemilihan jenis, varietas unggul/harapan, lingkungan tumbuh, pembenihan, pengolahan lahan, cara tanam, pemeliharaan, pengendalian hama penyakit, cara panen dan pengolahan pasca panen akan menghasilkan bahan baku yang bermutu tinggi dan terstandar. Penanaman dilakukan pada awal musim hujan.
 Persiapan lahan : Tanah diolah agar menjadi gembur, diupayakan agar drainase sebaik mungkin, sehingga tidak terjadi penggenangan air pada lahan, oleh karena itu perlu dibuat parit-parit pemisah petak. Ukuran petak, lebar 2 – 3 m dengan panjang petak disesuaikan dengan kondisi di lapangan.
 Jarak tanam : Jarak tanam kunyit bervariasi antara 50 cm x 40 cm, 50 cm x 50 cm, 40 cm x 40 cm atau 50 cm x 60 cm, pada sistem budidaya monokultur. Apabila tanaman akan ditanam secara pola tumpang sari dengan tanaman sisipan kacang tanah atau cabe rawit, maka jarak tanamnya menggunakan 75 cm x 50 cm.
 Pola tanam : Tanaman kunyit bisa juga ditanam dengan sistem pola tumpangsari dengan kacang tanah, dengan menggunakan jarak tanam antar barisan lebih lebar yaitu 75 cm dan jarak dalam barisan 50 cm. Tanaman kacang tanah atau cabe rawit ditanam bersamaan dengan menanam kunyit, pada umur 3 BST kacang tanah sudah dapat dipanen dan umur 2 bulan cabe rawit sudah mulai menghasilkan. Tumpang sari dengan kacang tanah dapat menambah kesuburan tanah khususnya dapat menambah unsur N tanah. 
 Pemupukan : Pupuk kandang 10 – 20 ton/ha sebagai pupuk dasar diberikan pada saat tanam. Pupuk Urea, SP-36 dan KCl, dengan dosis masingmasing 100 kg, 200 kg dan 200 kg/ha untuk pola monokultur, serta 200 kg/ha, untuk pola tumpangsari. Pupuk SP-36 dan KCl diberikan pada saat tanam dan Urea diberikan menjadi 2 agihan yaitu pada umur 1 dan 3 bulan setelah tanaman tumbuh. 
 Pemeliharaan :Pemeliharaan tanaman meliputi penyiangan dan pembumbunan, untuk menghindari adanya kompetisi perolehan zat hara dengan gulma dan menjaga kelembaban, suhu dan kegemburan tanah. Pembumbunan dilakukan juga untuk memperbaharui saluran drainase pemisah petak, tanah dinaikkan ke petak-petak tanam, biasanya dilakukan setelah selesai penyiangan. Pengendalian organisme pengganggu tanaman Jarang terjadi serangan hama dan penyakit. Namun untuk menghindari munculnya serangan perlu diantisipasi dengan cara pencegahan. Tindakan-tindakan untuk mencegah masuknya benih penyakit busuk rimpang yang disebabkan oleh Ralstonia solanacearum, dilakukan dengan cara penggunaan benih sehat, perlakuan benih sehat (antibiotik), menghindari pelukaan (rimpang diberi abu sekam), pergiliran tanaman, pembersihan sisa tanaman dan gulma, pembuatan saluran irigasi supaya tidak ada air menggenang dan aliran air tidak melalui petak sehat, inspeksi kebun secara rutin.

G. Panen

 Umur panen : Panen yang tepat berdasarkan umur tanaman perlu dilakukan untuk mendapatkan produktivitas yang tinggi, yaitu pada tanaman umur 10 – 12 bulan setelah tanam, biasanya daun mulai luruh atau mengering. Dapat pula dipanen pada umur 20 – 24 bulan setelah tanam.
 Cara panen : Panen dilakukan dengan cara menggali dan mengangkat rimpang secara seluruhan.

H. Pasca Panen

Pembersihan/pencucian Rimpang hasil panen dicuci dari tanah dan kotoran, kemudian dikering anginkan sampai kulit tidak basah lagi. Perajangan rimpang Setelah itu, rimpang diiris dengan irisan membujur dengan ketebalan setipis mungkin lebih kurang 2 mm.


I. Khasiat Kunyit

Jarang-jarang sekali dapat kita temui sebuah taman kampung di kawasan tropika yang tidak ditumbuhi pokok berdaun besar yang merupakan anggota famili halia ini. Nama saintifiknya ialah Curcuma longa, manakala dalam bahasa Inggeris biasa pula ia dipanggil Turmeric. Batangnya yang seakan akar, dipanggil rizom, ditumbuhi akar serta tunas, dan dan mudah dikenali dengan warna kuning/jingga. Batang berakar inilah yang menjadi bahan utama untuk dijadikan serbuk kari. Malah, rasa kunyit inilah yang memberikan rasa utama yang terdapat pada serbuk rempah yang menjadi ramuan asas bagi kebanyakan juadah Asia, manakala bahan rempah lain hanya menghasilkan kebanyakannya rasa pedas-pedas sahaja. Kunyit merupakan contoh terbaik satu keadaan yang mana garis pemisah di antara herba bahan masakan dan herba ubatan adalah amat halus sekali. Di samping menghasilkan perisa dan warna kepada pelbagai gulai, secara serentak sifat antipengoksidanya melindungi sistem pencernaan anda daripada toksin (bahan beracun) dan asid lemak berbahaya yang terkandung dalam makanan, serta membantu sistem imun anda untuk menentang jangkitan dan meredakan masalah radang lebihan dalam keseluruhan tubuh anda. Dari segi ini, penggunaan Kunyit dalam masakan kari dan pelbagai jenis gulai lain di Asia sepastinya tidak berlaku secara kebetulan, terutamanya memandangkan bahawa cuaca di negara tropika yang kebanyakannya
panas dan lembap menyebabkan makanan yang dimasak boleh menjadi basi dalam tempoh hanya beberapa jam sahaja. Pigmen kuning yang terdapat pada Kunyit terhasil daripada kandungan utamanya, curcumin, yang juga merupakan ramuan ubatannya yang paling aktif. Ramuan inilah yang telah menjadikan Kunyit suatu herba ubatan paling utama sejak zaman purba lagi.
Tidak hairanlah bahawa Kunyit tersenarai dalam sebuah kitab herba Assyria bertarikh kira-kira tahun 600 sebelum Masihi, di samping ada juga disebut oleh seorang tokoh masyhur dalam sejarah bernama Dioscorides. Kunyit memainkan peranan penting dalam system perubatan tradisional India iaitu Ayurveda dan juga sistem perubatan tradisional Cina, di samping menjadi suatu bahan dagangan utama yang dibawa dari Asia ke Barat sejak zaman terawal perdagangan antara benua menggunakan kapal layar melalui "laluan rempah" yang merentasi Lautan Hindi. Kunyit dan ramuan aktifnya, curcumin, telah terbukti memiliki sejulat luas tindakan penyembuh dalam kajian melibatkan haiwan mahupun kajian terhadap manusia tanpa mengakibatkan sebarang ketoksikan (keracunan). Kajian-kajian ini telah menunjukkan
bahawa Kunyit mempunyai sifat-sifat berikut: antipengoksida, antiradang, antiplatlet, mengurangkan kolesterol, antiketumbuhan, penyembuh luka, malah mungkin juga kesan anti-HIV.

1. Antipengoksida

Manakala mekanisme tepat bagi tindakan bahan-bahan yang terkandung dalam Kunyit masih diselidiki untuk mendapatkan pemahaman yang lebih jelas tentangnya, diketahui bahawa gabungan khasiat antipengoksida kuatlah yang melindungi daripada kerosakan akibat radikal bebas, lalu dengan itu membuat Kunyit berguna dalam menentang pelbagai masalah yang mana radikal bebas memainkan peranan utama.

2.  Antiradang

Di India, Kunyit lazim digunakan untuk merawat atritis (sakit sendi) dan asma (lelah), bilamana penduduk kampung akan menelan serbuk Kunyit dengan sukatan sudu the ketika mengalami masalah. Hasil penyelidikan telah menunjukkan bahawa Kunyit meredakan radang melalui tindakan antihistamin berserta peningkatan dalam penghasilan kortison asli daripada kelenjar adrenal. Dalam dua kajian (double-blind) didapati bahawa Kunyit memiliki sifat antiradang yang mujarab pada pesakit yang menghidapi atritis reumatoid di samping berkesan untuk melegakan radang selepas pembedahan.

3. Pelindung Hati

Di Asia, Kunyit lazimnya digunakan untuk merawat masalah kurang pencernaan, jaundis (sakit kuning), serta masalah hati dan pepundi hempedu (gall bladder). Kajian telah menunjukkan bahawa curcumin mempunyai sifat-sifat melindung hati daripada sebilangan sebatian toksik. Kunyit juga menghasilkan kesan menggalakkan pengaliran hempedu. Manakala Kunyit berguna untuk mencegah penyakit pepundi hempedu, ia harus digunakan dengan lebih berhati-hati dalam merawat batu hempedu (gallstone). Kerosakan hati akibat keracunan makanan juga dapat dipulihkan. Dalam satu kajian rabun dua pihak (double-blind) di Thailand, Kunyit dikaji kesannya dalam melegakan kurang pencernaan dan angin. Bilangan mengagumkan iaitu sebanyak 87% daripada pesakit yang menerima rawatan Curcuma menunjukkan hasil positif terhadap rawatan, yang telah mendorong penghasilan beberapa ubatan paten untuk kurang pencernaan mengandungi curcumin terpiawai. Kunyit juga mengandungi beberapa sebatian asli yang bertindak sebagai bahan antiasid asli, dengan itu melindungi salutan perut daripada asid lebihan dan pembentukan ulser (borok).

4.  Anti-Arterosklerosis

Kunyit juga telah terbukti berupaya mengurangkan platlet (suatu bahan kandungan darah yang terlibat dalam pembekuan darah) daripada bergugus-gugus, lalu memperbaik peredaran darah dan membantu melindungi daripada arterosklerosis (pemegalan sendi). Beberapa kajian juga telah menunjukkan bahawa menelan pati Kunyit setiap hari mengurangkan paras lipoprotein ketumpatan rendah (LDL, atau kolesterol tidak bagus) dan meningkatkan lipoprotein ketumpatan tinggi HDL, atau kolesterol bagus) di kalangan subjek kajian yang sihat. Kesemua penyelidik merumus bahawa Kunyit berguna dalam pengurusan arterosklerosis dan penyakit kardiovaskular.

5. Meningkatkan Sistem Imun dan Antibarah

Berbilangan institut penyelidikan barah, termasuk Pusat Penyelidikan Barah Amala di India, telah mengesahkan bahawa curcumin meningkatkan secara ketara beberapa parameter aktiviti sistem imun dalam meningkatkan aktiviti melawan jangkitan dan antiketumbuhan. Para penyelidik juga telah memulakan beberapa kajian terhadap penggunaan curcumin untuk merawat jangkitan HIV, yang mana ia telah didapati memiliki sifat-sifat anti-HIV yang nyata dalam tabung uji. Ia juga didapati melindungi jangkitan seterusnya akibat keimunan yang terturun, misalnya jangkitan virus Epstein- Barr (EBV). Pelbagai kajian lain juga telah menunjukkan tindakan mencegah barah oleh curcumin dalam kes barah-barah berikut: kerviks, perut, duodenum, kolon, payu dara dan kulit, dengan peningkatan tambahan dalam kesan pembunuh barah oleh kaedah radioterapi dan kemoterapi.
Manakala Kunyit sebagai suatu rempah sememangnya berguna sebagai sebahagian daripada makanan biasa seseorang, sesetengah daripada bahan dalam kunyit tidak larut dalam air, dan sesetengah yang lain pula terlalu peka (sensitif) terhadap haba. Dos harian yang dianggap sesuai ialah 0.5 gram serbuk kering sehari. Manakala paras curcumin yang terdapat dalam kunyit kering biasanya antara 1.5 hingga 4%, untuk memperolehi hasil yang lebih baik pati kunyit terpiawai dijangka lebih mujarab. Ada baiknya jika diingati bahawa Kunyit jarang kali disediakan sebagai herba tunggal, tetapi lazimnya secara bergabung dengan herba lain
dalam rumusan herba.

6. Fitonutrien

Fasa seterusnya dalam penyelidikan herba kini mula melihat herba seumpama Kunyit sebagai “fitonutrien” (phytonutrients), iaitu zat tumbuhan yang menyediakan kita dengan perlindungan dan sokongan pemakanan yang penting. Zat herba ini tidak terdapat pada suplemen garam galian atau suplemen vitamin, tetapi lahir daripada tindak balas kimia yang rumit di antara bahan-bahan herba itu sendiri. Hanya penyelidikan selanjutnya sahaja yang bakal memberikan kita kefahaman tepat tentang sebanyak manakah manfaat kesihatan yang kita perolehi setiap kali kita menikmati kari atau gulai kegemaran kita.